Minggu, 09 Oktober 2016

Ekspansi TPSF: Melaju dengan PLTU dan Pabrik Baru

ekspansi_tigapilarWaktu baru menunjukkan pukul 06.00 pagi hiruk pikuk panitia sudah terlihat di Grompol, Sragen. Hari itu, Sabtu 16 Juli 2016, akan diadakan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pabrik Baru. Sebelum acara tamu-tamu berdatangan, Ketua Panitia Bapak Mustain Budiyanto dan Penanggung Jawab Bapak Harsinto Huang memimpin briefing pagi. Tak lupa para panitia memohon kepada Tuhan YME agar seluruh acara berjalan dengan sukses dan lancar. Usai briefing, seluruh panitia tos sembari menyerukan “TPS Bisa!”.

Sekitar pukul 10.15, lagu Indonesia Raya berkumandang menandai dimulainya acara. Bersamaan dengan itu hadir pula tokoh yang dinanti, yaitu Bupati Sragen Ibu dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Acara dilanjutkan dengan Visitor Safety Induction, yaitu penyampaian induksi keselamatan kepada para tamu, sesuai dengan persyaratan keselamatan di tempat kerja. Induksi yang merupakan wujud amanat UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja ini, dibawakan oleh ESH Region 2 Herlina Kristiari.

Infrastruktur Berstandar Tinggi

Pidato sambutan pertama disampaikan oleh Bapak Harsinto Huang sebagai penanggung jawab acara, dilanjutkan oleh Presiden Komisaris PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) Bapak Anton Apriyantono. Dalam sambutannya, Pak Anton menyampaikan, “Masyarakat Sragen merasa memiliki keberadaan pabrik ini, sehingga produk pabrik ini bukan hanya aset nasional tapi juga kebanggaan masyarakat Sragen”. Sementara itu, Ketua DPRD Sragen Bapak Bambang Samekto memberikan apresiasi atas adanya pabrik baru TPSF ini. Beliau berharap pabrik ini dapat memberikan kemajuan dalam pembangunan di wilayah Sragen.
Bapak Joko Mogoginta, CEO TPSF, dalam sambutannya menceritakan sejarah berdirinya TPSF yang bermulali sejak 1992. Perusahaan awalnya berdiri di lahan sewaan seluas 7.000 m2 di Palur, Sukoharjo. Hanya dengan 25 karyawan, perusahaan berkembang sehingga mampu membeli tanah seluas 1,4 Ha di Karanganyar dengan cara kredit pada tahun 1995. Krisis ekonomi pada tahun 1998 membawa berkah tersendiri bagi TPSF karena tidak memiliki utang dalam bentuk dollar. Pada krisis itulah permintaan produk TPSF meningkat, sehingga perusahaan mencari lahan baru di Solo Raya, dan terpilihlah Sragen.
Secara bertahap, lahan pabrik berkembang dari 2 Ha sehingga saat ini menjadi sekitar 50 Ha. Pembangunan pabrik dilakukan bertahap, dari Unit 1 hingga kini diresmikan Unit 5. Standar Unit 5 ini mengacu pada standar yang tinggi, yaitu British Retail Consortium Standards yang menggunakan standar ritel Eropa. Bapak Joko juga menyampaikan, bahwa pada Oktober 2015 yang lalu TPSF telah pula menyelesaikan pembangunan pabrik Unit 2A yang memproduksi Mie Kremezz, yakni Mie Kremezz Wave yang baru diluncurkan.
Menurut Bapak Joko, kelebihan unit terbaru TPSF ini terletak pada infrastrukturnya, seperti pengamanan sampai pada ukuran toiletnya. Standarisasi infrastruktur ini untuk menjawab kompetisi pasar global, seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo. Pak Joko mengaku tidak menentukan pasar dalam negeri, tetapi minimal ASEAN. Negara-negara ASEAN dianggap sebagai provinsi baru dalam peta pemasaran TPSF.

Hasilkan Listrik 3.000 KW

Ibu Kusnidar dalam pidatonya berpesan agar TPSF membuat “pagar mangkok” daripada pagar tembok. “Setelah saya duduk bareng dengan Pak Joko, saya bisa merasakan energy dan semangat anak muda untuk membangun. Saya hanya titip satu hal saja, agar Pak Joko membangun pagar mangkok. Itu lebih baik daripada membuat pagar tembok. Perusahaan sebesar ini tidak bisa lepas dari warga sekitar, desa atau kelurahan, dan kecamatan. Oleh karenanya perhatikan mereka,” ujar Ibu Kusnidar.
Acara dilanjutkan dengan peresmian yang ditandai oleh pemukulan gong oleh Ibu Kusnidar, didampingi Bapak Joko, Bapak Anton, Bapak Budhi Istanto, dan Bapak Bambang Samekto. Prasasti peresmian pun ditandatangani, dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng. Pada sesi tersebut, Pak Joko tidak lupa memberikan cindera mata kepada Ibu Bupati dan Bapak Ketua DPRD Sragen.
Usai menandatangani prasasti, para tamu VIP menuju PLTU Patra Power Nusantara (PPN) untuk mengikuti plant tour. Setibanya di tenda peresmian, alarm sirine ditekan oleh Bapak Joko, Ibu Kusnidar, dan Bapak Bambang, sebagai tanda diresmikannya operasi PLTU PPN.
Dalam plant tour yang dipandu oleh Manager PPN Bapak Witono, disebutkan bahwa PLTU PPN adalah penghasil uap yang dipakai untuk mensuplai kebutuhan uap dalam proses produksi bihun dan mie, selain juga menghasilkan listrik yang dipakai untuk kebutuhan internal di pabrik TPS. Dengan bahan bakar batubara, PLTU PPN berkapasitas 50 ton uap panas per hari dan mampu menghasilkan listrik dengan daya 3.000 kilowatt (KW). Setelah plant tour ke PLTU PPN, rombongan melanjutkan plant tour ke Unit 5. Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita. (HeK)
  • ekspansi_tpsf_melaju_dengan_pltu_dan_pabrik_baru
  •  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar